Jumat, 07 November 2008

yang baru kukirim untuk seorang ibu baru

Hihi,..kalau soal perasaan bersalah luar biasa itu sih aku ngalamin terus dik,..bayangin,..3X !
Kalau dibanding dg dik savitri, aku jelas lebih parah "ketegaannya",..
Jangankan hrs merelakan diasuh smtr dg org lain Aku juga ninggal mereka lebih lama. Dari jam 8 pagi (kenyataannya jam 7.30 an dah berangkat krn ngantar kakak2nya) sampai jam 17.30 wita, kenyataannya sering sampe maghrib (disini jam 6-an),sabtu yang resmi libur, kadang nengok kantor atau mesti 'jualan'...

"tersiksa" dengan rasa bersalah itu tidak hanya saat meninggalkan mereka, tapi juga saat di kantor, saat di rumah ketemu mereka,..wah, pokok-e jan tenan rasane. Belum lagi kalau saat mudik, di yogya ngumpulnya dengan bukan ibu bekerja, atau di sekolah ketemu ibu yang nggak kerja. Cerita ttg kesembronoan pembantu tetangga, bagaimana mungkin sebuah kesempatan emas pertumbuhan dipercayakan pada orang lain yang ilmu-nya mbuh, tingkat rasa sayang ke anak mbuh,rasane bukan hanya kepala yang cenut-cenut tapi ati juga teriris-iris,...
Memang paling parah saat anaks bayi,..tapi bukannya terus ilang, perasaan itu terus-terusan ada. Kebutuhan anak untuk dekat ibunya kan tidak luntur, cuman bentuknya yang beda.( Sampai sekarang ila masih pengen dekat ibu kalau makan, dipegang tangannya kalau tidur, dll,...)

That's why dik,..
Aku mempertanyakan waktu tahun lalu dikau mau mutusin kerja lagi. Apa bener ? Jangan sampai perasaan yang sama -yang perih kurasakan- terjadi padamu,...

Dalam kurun waktu itu aku selalu berpikir untuk keluar dari pekerjaan. Apalagi waktu itu di unitku ada bapaks berjenggot yang dengan tegas mengatakan mudharat wanita bekerja. Lengkaplah sudah.
Aku pernah konsultasi dg ibu ,reaksi beliau malah kaget. Tahu kalau alasannya anak-anak, ibu bilang "ya nggak mungkin lah kalau mbak seperti itu" dan intinya,..jangan keluar dari pekerjaan.

Kepercayaan ibu mertua, kepercayaan suami, bahwa i can handle those responsibilities akhirnya mengantar ke keputusan yang tentu saja melalui proses panjang. Aku jalani saja seluruhnya dengan mohon pertolonganNYA. Dan juga berpikir,..Belum tentu aku lebih baik menghadapi anaks kalau aku di rumah,...

Tidak ada komentar: